Pages

Laman

Jumat, 27 Maret 2020

KULIAH BERSAMA SIOMAY

Kuliah Bersama Siomay
Oleh : Ropiyant, M.Pd
 
Kamis, 26 Maret 2020, sekira pukul 10 siang saya mendapati akan ada bimbingan menulis bagi guru. Pesan tersebaut melalui social media WA seorang penulis blogger guru terkenal yaitu Bapak Wiajaya Kusumah.  Menulis manjadi hal yang sangat menarik dan menantang bagi saya. Meskipun manarik tidak semua orang mampu melakukannya termasuk saya yang harus terus belajar. Tepat pukul 19.00, ada kiriman foto sepiring Siomay dari pak Blogger Wijaya Kusumah. Dari foto tersebut kami sejumlah lebih kurang 257 orang dalam WhatsApp Grup Belajar Menulis di beri tugas untuk membuat tiga alinea mengenai foto Siomay itu.
Proses menulispun di mulai. Berbagai macam cerita atau tulisan mengenai foto siomay. Berpacu dengan waktu juga terjadi, Semuanya "berebut" masuk dan kira-kira hendak mengambil posisi paling depan  karena siapa paling cepat akan di baca kembali di WA grup.
Dari begitu banyaknya naskah yang masuk, kiranya kesimpulan saya sebagai berikut:
  1. Menulis permulaan sungguh suatu pengalaman yang melelahkan bagi peserta. Kami belum mengetahui apa dan bagaimana memulai. Kami menulis sekenanya saja tanpa memperhatikan pedoman umum ejaan Bahasa Indonesia. Banyak di antara kami sebagai peserta belum memahami teknis menulis secara baik. Sekali lagi kami menulis sekenanya saja, yang penting tertulis. Entah itu nyata dalam tiga paragraf atau tidak sekalipun, intinya kami telah menulis dan mengirimkannya kepada Admin.
  2. Semangat menulis pada kami sebagai peserta cukup tinggi. Bahwa di sana ada pula yang meninggalkan ruang belajar itu, namun pada saat yang sama masih ada yang masuk bergabung ketika mendapatkan undangan melalui tautan. Mereka yang masuk kemudian itu kemudian kebingugan darimana mulai menulis. Ketika pintu dibuka kembali ternyata masih banyak yang mengirim tugas. Padahal sesi itu sudah harus masuk dalam tanya-jawab/diskusi.
  3. Dari diskusi yang saya ikuti sebagai salah satu peserta, ternyata kami harus terus mengasah diri dengan membaca. Membaca merupakan modal bagi seorang penulis. Dengan membaca seorang penulis mempunyai sejumlah perbendaharaan diksi. Diksi yang dimiliki akan membantunya ketika menata satu paragraf atau sejumlah paragraf menjadi satu tulisan.
  4. Pengetahuan tentang ejaan belum sepenuhnya kami pahami. Sekali lagi, kami menulis sekenanya saja. Peserta tertentu menulis tanpa memperhatikan kapan huruf besar, kapan tanda baca ditempatkan, dan kapan satu paragraf baru. Semuanya ditulis jadi satu gelombang tulisan belaka, lalu dikirimkan.
Saya mengirim satu pertanyaan kepada pak Wijaya Kusumah:
Bagaimana menjadikan ide-ide kita sebagi sebuah tulisan.
Ia memberi jawaban, "jadikan tulisan kita berbeda dengan yang lain!"
Oleh karena harus berbeda, maka Siomay yang dimaksud hari ini adalah  beliau Si Om Jay. Nama keren untuk pak Wijaya Kusumah. Terima kasih pak, semoga bapak ikhlas membagi ilmu dan pengalaman bapak dalam menulis.
 
Ropiyanto.
MAN 1 Kepahiang, Bengkulu.

2 komentar: